"SEBARKANLAH SALAM DI ANTARA KALIAN"

Wednesday, February 2, 2011

Soalan berkenaan tawassul

Saya ingin bertanya tentang tawassul. Saya tahu bahawa orang yang meminta tawassul (perantaraan) dari kuburan atau meminta kepada orang mati adalah doa kepada selain Allah, dan itu tidak benar. Akan tetapi ada orang bagitahu, tetapi apa salahnya saya meminta doa kepada orang solih yang masih hidup? Dengan begitu, apa salahnya pula meminta doa itu darinya sesudah dia meninggal dunia? Bagaimana saya menjawab sanggahan saudara saya itu? Tawassul bagaimana yang dibolehkan? Dan tawassul bagaimana yang tidak dibolehkan?


Al-Hamdulillah. Tawassul dari segi bahasa bererti mendekatkan diri.

Di antaranya firman Allah:

أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ

"…dan memohon wasilah untuk mendekatkan diri kepada Rabb mereka."


Tawassul terbahagi kepada dua: Tawassul yang disyariatkan, dan tawassul yang dilarang.

Tawassul yang disyariatkan yaitu:

Mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan yang dicintai dan diredhai oleh Allah seperti melakukan ibadah-ibadah yang wajib dan sunnah, samada ucapan, perbuatan atau iktiqad.

Tawassul jenis ini ada berbagai jenis:

Pertama:Bertawassul kepada Allah dengan Asma’ dan Sifat-Nya.

Allah berfirman:

وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ


Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.(al-a’raf:180)

Caranya, seorang hamba ketika berdoa kepada Allah, terlebih dahulu menyebutkan nama-Nya yang sesuai dengan permintaannya; seperti menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih (Ar-Rahmaan), ketika ia meminta belas kasihan; atau menyebut nama Yang Maha Pengampun (Ghafuur), ketika memohon ampun, dan sebagainya.

Yang kedua: Bertawassul kepada Allah dengan iman dan tauhid.

Allah berfirman:

رَبَّنَا آَمَنَّا بِمَا أَنْزَلْتَ وَاتَّبَعْنَا الرَّسُولَ فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ

"Ya Rabb kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah). " ( Ali Imraan : 53)


Yang ketiga: Bertawassul dengan amal soleh.

Iaitu dengan cara seorang hamba memohon kepada Rabb melalui amalan paling ikhlas yang pernah dia lakukan seperti solat, puasa atau membaca Al-Qur'an, atau maruahnya dalam menjaga diri dari maksiat dan lain-lain. Di antaranya seperti yang disebutkan dalam hadits Al-Bukhari dan Muslim tentang kisah tiga orang yang masuk gua, tiba-tiba pintu gua tertutup oleh batu besar lalu mereka berdoa kepada Allah dengan menyebutkan amalan-amalan mereka yang paling diharapkan pahalanya.

Termasuk di antaranya bila seorang hamba bertawassul kepada Allah dengan kefakirannya, sebagaimana yang diucapkan oleh Nabi Ayyub 'Alaihissalam:


أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ

(Sesungguhnya aku telah mengalami kesengsaraan dan Engkau adalah Yang Maha Pengasih dari segala yang pengasih..)


Atau dengan pengakuan seorang hamba terhadap kezalimannya dan keperluan dirinya terhadap Allah sebagaimana diungkapkan oleh Nabi Yunus:

لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

(Tidak ada yang berhak disembahi secara benar melainkan Engkau; Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zhalim..)


Tawassul-tawassul yang disyariatkan ini berbeza hukumnya antara satu sama lain. Ada yang wajib, seperti tawassul dengan menyebutkan nama dan sifat Allah atau dengan tauhid. Ada juga yang disunnahkan, seperti tawassul dengan menyebutkan amal soleh.

Adapun tawassul yang dilarang dan bid'ah itu adalah:

Bertawassul kepada Allah dengan hal-hal yang tidak disukai dan tidak diredhainya, seperti ucapan, perbuatan dan iktiqad. Di antaranya tawassul dengan berdoa kepada orang-orang mati atau orang-orang yang tidak hadir, memohon keselamatan dengan perantaraan mereka dan sebagainya. Semua perbuatan itu adalah syirik yang bertentangan dengan Islam.

Berdoa kepada Allah, samada dalam bentuk doa permohonan seperti meminta sesuatu dan meminta diselamatkan daripada bahaya: atau doa ibadah seperti rasa tunduk dan pasrah di hadapan Allah, kesemuanya itu tidak boleh diminta kepada selain Allah. Memalingkannya dari Allah adalah syirik dalam berdoa. Allah berfirman:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

"Dan Rabbmu berfirman:"Berdo'alah kepada-Ku,niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina…" ( Al-Mukmin : 60)

Allah menjelaskan dalam ayat di atas ganjaran bagi orang yang enggan berdoa kepada-Nya, tidak mahu berdoa kepada-Nya secara terus, kerana takabbur atau sikap ujub, tidak akan sampai berdoa kepada selain-Nya. Allah berfirman:

"Berdoalah kepada Allah dengan rasa tunduk dan suara perlahan.."

Dalam ayat ini Allah memerintahkan berdoa kepada-Nya, bukan kepada selain-Nya. Allah berfirman menceritakan ucapan Ahli neraka:

"Demi Allah, sungguh kami dahulu (di dunia) berada dalam kesesatan yang nyata; tatkala kami menyamakan kalian dengan Rabb sekalian makhluk."

Segala bentuk penyamaan Allah dengan selain-Nya dalam ibadah dan ketaatan, maka itu adalah perbuatan syirik terhadap-Nya. Allah berfirman:

وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنْ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ مَنْ لَا يَسْتَجِيبُ لَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَهُمْ عَنْ دُعَائِهِمْ غَافِلُونَ

"Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (do'anya) sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) do'a mereka. "
(QS. Al-Ahqaaf : 5)


"Dan barangsiapa yang menyeru selain Allah, sesungguhnya perhitungannya di sisi Rabb-nya, sesungguhnya tidak akan beruntung orang-orang yang kafir."

Allah menganggap orang yang berdoa kepada selain-Nya, bererti dia telah mengambil sembahan selain-Nya pula. Allah berfirman:


وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِنْ قِطْمِيرٍ (13) إِنْ تَدْعُوهُمْ لَا يَسْمَعُوا دُعَاءَكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا لَكُمْ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ وَلَا يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ (14)

"Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu.Dan di hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu sebagai yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui.(QS. Faatir : 13-14)


Allah menjelaskan dalam ayat ini, bahwa Dia-lah yang Maha Berkuasa dan Mampu mengurus segala sesuatu, bukan selain-Nya. Bahwasanya sembahan itu tidak dapat mendengar doa, apalagi untuk memperkenankan doa tersebut. Sekiranya mereka dapat mendengar, mereka tidak akan dapat memperkenankan doa tersebut kerana mereka tidak ada kuasa untuk memberi manfaat ataupun mudharat.

Sesungguhnya kaum musyrikin Arab tatkalaa Rasulullah SAW diutus, mereka menjadi orang-orang kafir kerana kemusyrikan mereka dalam berdoa. Mereka juga berdoa kepada Allah dengan tulus ketika mendapatkan kesulitan. Kemudian mereka menjadi kafir kepada Allah tatkala senang dan mendapatkan kenikmatan dengan cara berdoa kepada selain-Nya. Allah berfirman:

"Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia. Maka tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia adalah selalu tidak berterima kasih.
"

Allah juga berfirman:

حَتَّى إِذَا كُنْتُمْ فِي الْفُلْكِ وَجَرَيْنَ بِهِمْ بِرِيحٍ طَيِّبَةٍ وَفَرِحُوا بِهَا جَاءَتْهَا رِيحٌ عَاصِفٌ وَجَاءَهُمُ الْمَوْجُ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ أُحِيطَ بِهِمْ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ لَئِنْ أَنْجَيْتَنَا مِنْ هَذِهِ لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ

"Sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan keta'atannya".
(Yunus : 22)


Kemusyrikan sebahagian orang pada masa sekarang sudah melampaui kemusyrikan orang-orang terdahulu. Hal ini demikian kerana mereka memalingkan berbagai bentuk ibadah kepada selain Allah seperti doa, meminta keselamatan dan lain-lain sehingga pada saat kesempitan sekalipun. Kita memohon keselamatan dan keberuntungan kepada Allah.


Kesimpulan : untuk membantah yang dituturkan oleh teman anda itu bahawa meminta sesuatu kepada mayyit adalah syirik. Bahkan meminta kepada orang hidup dalam batas yang hanya mampu dilakukan olehnya-pun juga termasuk syirik. Wallahu A'lam.

Sumber:Laman web Islam Tanya & Jawab

2 comments:

Anonymous said...[Balas]

Salam ustaz...sekiranya kita meminta orang lain untuk mendoakan kita atau meminta orang-orang alim untuk memohon untuk kita sesuatu...adakah itu termasuk dalam bab tawassul??

mohdrusli said...[Balas]

Sekiranya nak dimasukkan dalam bab tawassul, maka tawassul ini adalah tawassul yang dibolehkan.

Post a Comment